BANDUNG - Puluhan guru dan orangtua murid SDN Pasirkaliki 96, Bandung, Jawa Barat, berunjuk rasa menuntut kepala sekolah mundur.
Seorang perwakilan guru, Saeful Kurniawan, mengatakan, aksi kali ini adalah bentuk kekecewan terhadap kepsek, Abdul Mu’ti, yang dianggap arogan.
“Dia baru menjabat mulai April 2012, menggantikan Ibu Lilis Yutiningsih yang pension, tapi sejak menjabat kelakuannya tidak wajar,” jelas guru Bahasa Inggris itu di sela aksi, Sabtu (22/9/2012).
Menurutnya, kepsek baru tersebut juga kerap berbicara kasar serta merendahkan para guru dan orangtua siswa.
“Dia selalu memberikan keputusan tanpa musyawarah. Selain itu, ada indikasi KKN karena pas dia masuk, ada staf tata usaha baru yang juga keponakannya,” sambungnya.
Pihak guru dan orangtua, lanjut Saeful, juga mencium aroma korupsi. “Sudah dua kali 48 siswa dapat beasiswa dari kantor pos sebesar Rp360 ribu dipotong jadi Rp300 ribu, yang Rp30 ribu buat uang kesenian, nah sisanya enggak tahu kemana,” terangnya.
Tindakan lain yang disesalkan pihak guru dan orangtua adalah kerap mangkir dari tugas. Meski sebagai kepsek, Mu’ti juga berkewajiban mengajar selama enam jam setiap pekan.
Meski aksi unjuk rasa dilalukan di lingkungan sekolah, namun kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung seperti biasa. Unjuk rasa berakhir sekira pukul 11.00 WIB.
Seorang perwakilan guru, Saeful Kurniawan, mengatakan, aksi kali ini adalah bentuk kekecewan terhadap kepsek, Abdul Mu’ti, yang dianggap arogan.
“Dia baru menjabat mulai April 2012, menggantikan Ibu Lilis Yutiningsih yang pension, tapi sejak menjabat kelakuannya tidak wajar,” jelas guru Bahasa Inggris itu di sela aksi, Sabtu (22/9/2012).
Menurutnya, kepsek baru tersebut juga kerap berbicara kasar serta merendahkan para guru dan orangtua siswa.
“Dia selalu memberikan keputusan tanpa musyawarah. Selain itu, ada indikasi KKN karena pas dia masuk, ada staf tata usaha baru yang juga keponakannya,” sambungnya.
Pihak guru dan orangtua, lanjut Saeful, juga mencium aroma korupsi. “Sudah dua kali 48 siswa dapat beasiswa dari kantor pos sebesar Rp360 ribu dipotong jadi Rp300 ribu, yang Rp30 ribu buat uang kesenian, nah sisanya enggak tahu kemana,” terangnya.
Tindakan lain yang disesalkan pihak guru dan orangtua adalah kerap mangkir dari tugas. Meski sebagai kepsek, Mu’ti juga berkewajiban mengajar selama enam jam setiap pekan.
Meski aksi unjuk rasa dilalukan di lingkungan sekolah, namun kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung seperti biasa. Unjuk rasa berakhir sekira pukul 11.00 WIB.
Sumber : bandung.okezone.com
